Rabu, 10 Agustus 2011

Forrest Gump

0

Ever find the grind of life getting you down? Is the day-to-day struggle threatening to drag you under? If so, there is a movie out there that can replenish your energy and refresh your outlook. Passionate and magical, Forrest Gump is a tonic for the weary of spirit. For those who feel that being set adrift in a season of action movies is like wandering into a desert, the oasis lies ahead.
Back when Tom Hanks' movie career was relatively new, the actor made a film called Big, which told the story of a young boy forced to grow up fast as a result of an ill-advised wish made at a carnival. In some ways, Forrest Gump represents a return to the themes of that earlier movie. In this case, the main character remains a child in heart and spirit, even as his body grows to maturity. Hanks is called upon yet again to play the innocent.
Forrest Gump (Hanks), named after a civil war hero, grows up in Greenbow, Alabama, where his mother (Sally Field) runs a boarding house. Although Forrest is a little "slow" (his IQ is 75, 5 below the state's definition of "normal"), his mental impairment doesn't seem to bother him, his mother, or his best (and only) friend, Jenny Curran (played as an adult by Robin Wright). In fact, the naivete that comes through a limited understanding of the world around him gives Forrest a uniquely positive perspective of life.
During the next thirty years, Forrest becomes a star football player, a war hero, a successful businessman, and something of a pop icon. Through it all, however, there is one defining element in his life: his love for Jenny. She is never far from his thoughts, no matter what he's doing or where he is.
A trio of assets lift Forrest Gump above the average "lifestory" drama: its optimism, freshness, and emotional honesty. Though the movie does not seek to reduce every member of the audience to tears, it has moments whose power comes from their simplicity. Equally as important is laughter, and Forrest Gump has moments of humor strewn throughout.
During the 60s and 70s, no topic more inflamed the turbulent national consciousness than that of Vietnam and those who were sent overseas to fight. Forrest, as might be expected, has a singular viewpoint on his time spent there: "We took long walks and were always looking for this guy named Charlie." In this observation can be found the essence of the title character's nature.
Through the miracle of visual effects, Forrest meets his fair share of famous people - George Wallace, Presidents Kennedy, Johnson, and Nixon, and John Lennon. While mixing the real footage of these notables with new images featuring Hanks is not a seamless process, the result is nevertheless effective.
Forrest Gump has several messages, some of which are less obvious than others. The most frequently recurring theme is an admonition not to give up on life. Why surrender when you don't know what lies ahead? By contrasting Forrest's life with the lives of those around him, and by showing how the passage of time brings solace to even the most embittered hearts, the movie underlines this point.
Tom Hanks won last year's Academy Award for Philadelphia, but his performance here is more impressive. The Alabama accent may seem a little awkward at first, but it doesn't take long for the acting to dwarf the twang. Hanks has no difficulty creating a totally human character who is free of guile and deceit, and barely able to comprehend a concept like evil. Robin Wright gives the best performance of her career, surpassing what she accomplished in The Playboys. Looking and seeming like a younger Jessica Lange, she is believable as the object of Forrest's undying affection. The real scene-stealer, however, is Gary Sinise. A renowned director and theatrical actor, Sinise is probably best known to film-goers for his portrayal of George in 1992's Of Mice and Men (which he also directed). In this movie, his Lieutenant Dan Taylor is riveting. The passion and pain he brings to the middle portions of Forrest Gump hold together some of the film's weaker moments.
The soundtrack boasts a wide variety of sounds of the era -- perhaps too wide a variety. Often, music can be useful in establishing a mood, but Forrest Gump rockets into the realm of overkill. There are sequences when the choice of song is inspired (the use of "Running on Empty" for Forrest's "long run" comes to mind), but the soundtrack could have used a little pruning.
Ultimately, however, any gripes about Forrest Gump are minor. This is a marvelous motion picture -- a mint julep on a hot summer's afternoon.

Read more

Senin, 08 Agustus 2011

Berbagilah!

0

Rasulullah SAW pernah berkata, bahwa setiap masuk pagi, ada dua malaikat mengajukan permohonan mereka kepada Allah SWT. Malaikat pertama berdoa:”Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan hartanya”. Yang kedua berdoa:” Ya Allah jadikanlah semakin tidak punya orang yang pelit terhadap hartanya.”.

Berikut sebuah kisah untuk kita renungkan :

Dahulu kala ada seorang Imam yang bernama Hasan Basri. Suatu hari ia kedatangan enam orang tamu. Namun sayangnya ia hanya mempunyai sebuah roti untuk disuguhkan. Tentu saja tak mungkin membagi sebuah roti itu untuk keenam tamunya. Tidak mau pusing, sang imam lantas memerintahkan pembantunya untuk menyedekahkan roti itu pada tetangganya yang lebih membutuhkan. Tak lama kemudian datanglah seorang tamu lagi sambil membawa dua buah roti untuk Hasan Basri, tapi ditolaknya!

“Roti ini pasti salah alamat, ini bukan untukku.” Jawab imam singkat, membuat tamu yang membawa roti tadi bingung dan pulang. Pembantu sang imam lantas bertanya, mengapa ia yakin sekali roti itu bukan untuknya.

“Karena kalau roti itu memang untukku, jumlahnya pasti sepuluh, bukan dua!” jawabnya lagi dengan tenang. Di tengah keheranan si pembantu, tamu yang membawa roti tadi kembali, kali ini telah menambahkan roti hadiahnya menjadi sepuluh buah. Rupanya sebelum pulang tadi, ia sempat mengetahui kalau sang imam sedang kedatangan tamu.

“Nah, ini benar untukku,” terima imam dengan senang hati. Maka kesepuluh roti tadi dibagikan kepada keenam tamunya, pembantunya, seorang anaknya, dan dua sisanya disimpan.

Dari kisah tersebut Allah telah menunjukkan betapa maha kayanya Dia. Tengoklah surat Al An’aam ayat 160 yang berbunyi, “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”

Napoleon Bonaparte (1769) pun mengingatkan pada kaum berada bahwa saling berbagilah!, sebab menurutnya, “hanya itulah satu-satunya alasan yang menghalangi orang-orang miskin membantai orang-orang kaya”.

Jadi, Tunggu apa lagi..!

Read more

Jumat, 18 Maret 2011

Kaya' tongko saja Mahasiswa!"... (oknum)

1


"Keadilan sosial... bagi... seluruh... rakyat Indonesia", walaupun terbata-bata, Dia, di umurnya yang belum wajib paham pancasila sudah tuntas menghapal lima dasar negara, berdiri agak kaku dan canggung di depan Ibu dan aku. Dia Adikku, berdiri tersenyum dengan bangga setelah tuntas seluruh kalimat Pancasila dihapalnya. Adikku merasa dengan hapal pancasila, negara ini akan bangga padanya. Dari nafasnya yang menderu dan detak jantungnya yang menggebu, Dia seperti sudah tak sabar ingin melakukan sesuatu untuk negaranya. Baginya menghapal Pancasila merupakan langkah awal untuk selanjutnya Ia akan berbakti pada Ibu pertiwi.

Menghapal Pancasila cukup membanggakan bagi anak seusianya, mengingat di Provinsi ini ada Wakil Bupati yang tak hapal Pancasila.

Read more

Kamis, 09 Desember 2010

Iyapa Upettu Rennu, Usapupi Mesana.

1


Kami sudah lelah, kini bersandar di batang pohon waru, daunnya yang lebat menghindarkan sinar matahari dari kami yang hampir putus asa. Dengan air mata yang terus mengalir, aku hanya bisa mengenang hari itu …

***
Dengan pakaian lengkap daengku berpamitan, tatapan matanya dalam dan penuh kasih sayang. Mencium keningku lalu menatap lagi mataku, kali ini dengan sedikit senyum di bibirnya, aku memandang bibirnya yang bergerak lambat demi menjelaskan padaku cara mengatasi jika rindu datang menyerang, “Narekko maruddaniki’, cengaki’ ri ketengnge Andi’, to siduppa mata”, kata daengku sambil menunduk agar bisa kuletakkan songkok Bone di kepalanya, songkok yang dipakai sejak tahun 1683 oleh pasukan Bone untuk membedakan mereka dalam perang melawan Tator. Kali ini untuk membedakan daengku dengan pasukan Belanda, kupasang songkok di kepalanya dengan menyebut nama Allah.

Read more

Sabtu, 23 Oktober 2010

Tak Beretika Belajar Etika.

0

Tahun 2006, Yahya Zaini dari Fraksi Partai Golkar harus mengundurkan diri dari senayan akibat peredaran video mesumnya dengan penyanyi dangdut Maria Eva. Video syur itu menyebar pada 2006 dan menghebohkan serta membuat geger kalangan wakil rakyat, meski kemudian keduanya mengaku telah menikah siri.

Tahun 2007, Asisten pribadi (Aspri) Max Moein berinisial D, melalui Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) pernah melaporkan kekerasan seksual yang dilakukan Anggota DPR RI fraksi PDIP itu pada 22 Agustus 2007, lengkap dengan kronologis kejadian yang dialami.

Read more

Selasa, 24 Agustus 2010

Miskin, Sama Sepertiku.

0

Ketika anda mengalami ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti Sandang, Pangan, Papan, Pendidikan dan kesehatan, maka layaklah anda disebut Miskin, sama sepertiku. Kemiskinan itu terjadi karena beberapa penyebab, menurut Ensiklopedia, kemiskinan terjadi karena prilaku individu dan pendidikan keluarga, juga bisa disebabkan oleh aksi orang lain, pemerintah, perang dan keadaan ekonomi bahkan ada kemiskinan yang sudah menjadi salah satu struktur sosial. Secara umum dan ringkas diterima bahwa kemiskinan adalah buah dari kemalasan. Semua pengertian itu sulit kupahami dan kuterima di usiaku yang baru 7 tahun, apalagi jika dikatakan bahwa kemiskinan yang kualami ini adalah akibat prilakuku sendiri, apa kesalahan yang dilakukan oleh anak seusiaku yang bisa membuatnya menjadi miskin di usia dini..?

Read more

Jumat, 11 Juni 2010

Alangkah Lucunya Kampung Halamanku

0

Banyak kejadian dan pemberitaan yang menghebohkan yang terjadi belakangan ini di Indonesia kita yang tercinta, ada dana aspirasi, video panas mirip artis, dan Piala Dunia. Tapi di balik hingar-bingar berita besar itu, ada juga berita miris atau lebih kasarnya "MEMALUKAN" yang datang dari Pilkada Kabupaten Soppeng. Enam dari Tujuh cawabup yang maju di Pilkada Soppeng tidak hafal Pancasila. Fakta itu terungkap saat debat terbuka hari terakhir di gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Watansoppeng kemarin.

Read more

Senin, 07 Juni 2010

The Tudor Age (Population Changes)

0

The most potent forces within Tudor England were often social, economic, and demographic ones. Thus if the period became a golden age, it was primarily because of the considerable growth in population that occurred between 1500 and the death of Elizabeth I did not so dangerously exceed the capacity of the available resources, particularly food supplies, as to precipitate a Malthusian crisis. Famine and disease unquestionably disrupted and disturbed the Tudor economy, but they did not raze it to its foundations, as in the fourteenth century. More positively, the increased manpower and demand that sprang from rising population stimulated economic growth and the commercialization of agriculture, encouraged trade and urban renewal, inspired a housing revolution, enhanced the sophistication of English manner, especially in London, and (more arguably) bolstered new and exciting attitudes among Tudor Englishmen, notably individualistic ones derived from reformation ideals and Calvinist theology.

Read more

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting