Minggu, 25 Desember 2011

Pesan Sang Ibu

0

 
5 tahun sudah ketika pertama kali kami diperdengarkan pada sebuah pesan, pesan yang disampaikan dengan backsound sebuah lagu, lagu yang semua Mahasiswa Indonesia pasti pernah mendengarnya. Sebuah lagu yang wajib dinyanyikan oleh Mahasiswa dan yakinlah, pesan dalam lagu ini akan membuat semua yang menyanyikan dan mendengarnya, Merinding...




Pesan Sang Ibu

Tatkala aku menyarungkan pedang
dan bersimpuh di atas pangkuanmu
tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu
tangannya yg halus mulus membelai kepalaku
bergetar seluruh jiwa ragaku
musnahlah seluruh api semangat juangku
namun sang ibu berkata…

“anakku sayang apabila kakimu sudah melangkah di tengah padang
tancapkanlah kakimu dalam-dalam
dan tetaplah terus bergumam
sebab gumam adalah mantera dari dewa-dewa
gumam mengandung ribuan makna
apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga
maka gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan
yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar
yang nantinya akan mampu merobohkan istana yg penuh kepalsuan
gedung-gedung yg dihuni kaum munafik"

"tatanan negeri ini sudah hancur anakku
dihancurkan oleh penguasa sang negeri ini
mereka hanya bisa bersolek di depan kaca
tapi membiarkan punggungnya penuh noda
dan penuh lendir hitam yang baunya kemana-mana
mereka selalu menyemprot kemaluannya dengan parfum luar negeri
diluar berbau wangi didalam penuh dengan bakteri
dan hebatnya penguasa sang negeri ini
pandai bermain akrobat
tubuhnya mampu dilipat-lipat yg akhirnya pantat
& kemaluannya sendiri mampu dijilat"

"anakku.. apabila pedang sudah kau cabut janganlah surut..
janganlah bicara soal menang dan kalah
sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi
mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginnan
keinginan hanyalah sebuah kayalan yg hanya akan melahirkan harta
& kekuasaan harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yg terbang di udara
anakku asahlah pedangmu ajaklah mereka bertarung di tengah padang
lalu tusukan pedangmu ditengah-tengah selangkangan mereka
biarkan darah tertumpah di negeri ini
satukan gumam-mu menjadi revolusi…"


Sebagian dari kami bahkan sampai menagis mendengar pesan itu, terbayang wajah Ibu-ibu kami, yang melahirkan dan membesarkan kami, dengan ikhlas melepaskan kami ke dunia yang penuh dengan kegelisahan, Ke Negeri yang tatanannya sudah di hancurkan oleh penguasa.  

Seiring dengan berakhirnya "Pesan Sang Ibu", hari itu kami berjanji, Apabila pedang sudah tercabut, tak akan pernah kami surut. Kami akan terus mengasah pedang dan menusukkannya ke tengah-tengah selangkangan para Penguasa yang hanya bisa bersolek di depan kaca tapi membiarkan punggungnya penuh noda dan penuh lendir hitam yang baunya kemana-mana...

Di sini negeri kami
tempat padi terhampar luas
samuderanya kaya raya
tanah kami subur, Tuhan.

Di negeri permai ini

berjuta rakyat bersimbah luka
anak kurus tak sekolah
pemuda desa tak kerja

Mereka dirampas haknya

tergusur dan lapar

Bunda, relakan darah juang kami

tuk membebaskan rakyat

padamu kami berjanji

padamu kami berbakti
tuk membebaskan rakyat






Read more

Jumat, 04 November 2011

Narekko de’ siri’mu, inrekko.

1

Taro-taroi alemu siri’, Narekko de’ siri’mu, inrekko.
Lengkapilah dirimu dengan harga diri, jika tak ada harga dirimu, pinjamlah!
Nasehat berbahasa bugis ini sepertinya harus dicamkan baik-baik oleh para remaja Indonesia. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2010 menunjukkan, 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pra nikah. Di beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pra nikah juga dilakukan sebagian remaja. Misalnya saja di Surabaya tercatat 54 persen, di Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan, rata-rata setengah dari jumlah remaja remaja terjerumus kedalam masalah ini. Bayangkan berapa jumlah anak-anak Indonesia yang kehilangan harga diri, jumlah remaja (15-19 tahun) di Indonesia mencapai 43 juta jiwa, tinggal dikalikan saja dengan persentasenya.
Kenyataan miris ini harus segera diatasi, mengingat pada tahun 2006 BKKBN pernah merilis hasil survei di kota-kota besar mulai Jabotabek, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar, masih berkisar 45 persen remaja yang mengaku melakukan hubungan seks sebelum nikah. Percepatan peningkatan jumlah seks bebas di kalangan remaja yang mencapai 5 persen dalam lima tahun ini harus segera dihentikan jika kita tidak ingin mencapai angka 100 persen beberapa tahun yang akan datang.
Ada beberapa faktor yang mendorong para remaja ini melakukan seks di luar nikah, diantaranya pengaruh pergaulan bebas, faktor lingkungan dan keluarga yang mendukung prilaku tersebut, serta pengaruh perkembangan teknologi media massa, untuk diketahui, ada sekitar 4.000.000 situs porno yang bisa diakses dengan mudah di Indonesia. Kemajuan teknologi pula yang belakangan menyediakan tontonan pornografi gratis di ponsel-ponsel remaja kita, celakanya, tontonan itu ikut dipraktekkan dan akhirnya memunculkan kasus-kasus video porno anak sekolah, ada yang bersetting lokasi di dalam kelas, di taman sekolah, di kamar kos, hingga di balik sekat-sekat bilik warnet.
Hasil penelitian Synovate Research lebih rinci lagi, 44% responden mengaku mereka sudah pernah punya pengalaman seks di usia 16 sampai 18 tahun. Sementara 16% lainnya mengaku pengalaman seks itu sudah mereka dapat antara usia 13 sampai 15 tahun. Selain itu, rumah menjadi tempat paling favorit (40%) untuk melakukan hubungan seks. Sisanya, mereka memilih hubungan seks di kos (26%) dan hotel (26%). Uniknya, para responden ini sadar bahwa seharusnya mereka menunda hubungan seks sampai menikah (68%) dan mengerti bahwa hubungan seks pra nikah itu tidak sesuai dengan nilai dan agama mereka (80%). Namun ironis karena ketika mereka ditanya tentang bagaimana perasaan mereka setelah kehilangan keperawanan atau keperjakaannya, hanya 47 persen yang mengaku takut hamil, berdosa atau ketahuan orang tua, ini pertanda bahwa moral, akhlak dan akidah sebagian remaja sudah merosot ke titik nadir.
Yang perlu kita lakukan?
Masalah ini wajib diberi perhatian, jangan sampai dibiarkan terus-menerus mengikuti perkembangan zaman dengan alasan globalisasi, kita adalah Indonesia, sebuah bangsa dengan kultur yang beradab, sebuah negara yang dilandasi nilai-nilai kesusilaan dan keberagaaman, jangan sampai Tuhan menurunkan murkanya pada kita.
Peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks kepada anak-anaknya sejak dini samgat penting. Laki-laki sejak lahir sudah dilengkapi dengan ‘penis’, sama halnya perempuan dan ‘vagina’. Yang perlu dilakukan para orang tua cukup sederhana, siapkan jawaban pada anak-anak kita sedini mungkin jika suatu saat mereka bertanya mengapa penisnya berdiri ketika melihat keindahan perempuan, atau mengapa ada getaran-getaran nafsu yang mereka rasakan ketika melihat lawan jenisnya. Orang tua harus terbuka, agar anak-anak tak bertanya lebih-lebih mencoba sembarangan.
Tak perlu ke Yunani jika ingin beretika, Tak perlu belajar jauh-jauh tentang pemecahan masalah ini, kita hanya harus kembali ke nilai-nilai yang dikandung budaya kita, anak-anak dan remaja sebaiknya kembali diakrabkan dengan budaya bugis, yakni ‘siri’ (harga diri)’, suatu keadaan dimana harga diri dan martabat dijunjung tinggi, baik diri sendiri maupun keluarga. Ceritakan pada mereka kisah tentang la’Pabbelle’ putra Arung Matoa Wajo X La Pakoko Topabbele’ yang memperkosa wanita di kampung Totinco kemudian dijatuhi hukuman mati oleh ayahnya sendiri agar mereka paham akan pentingnya harga diri. Dengan siri’ anak-anak kita akan tahu bahwa seseorang yang tidak mempunyai malu atau harga diri bagaikan seonggok bangkai yang berjalan, seperti kata pepatah bugis, ‘’siri’e mi to riaseng tau”, hanya karena harga dirilah, kita dinamakan manusia.

Dimuat di Kendari News, Portal Informasi Sultra Untuk Dunia.

Read more

Minggu, 02 Oktober 2011

Eduard Fonataba, Bupati di Papua yang Dapat Tiga Penghargaan Muri

0









Tiga penghargaan sekaligus dari Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia) diperoleh Bupati Sarmi, Papua, Eduard Fonataba. Pertimbangan pertama Muri, Fonataba dianggap membangun rumah paling banyak untuk rakyat. Kedua, dia membeli truk paling banyak untuk rakyat. Ketiga, dia melakukan kunjungan kerja paling sedikit ke luar daerah.

KETIKA diberi ucapan selamat atas penghargaan yang diterima Sabtu lalu (28/8), Fonataba berekspresi biasa-biasa saja. Dia tak menganggap istimewa penghargaan tersebut. "Sebab, yang saya lakukan adalah kewajiban seorang pemimpin daerah," kata pria kelahiran 6 Oktober 1951 tersebut.
 
"Untuk menjalankan amanat rakyat itu, waktunya terbatas. Saya sadar, tidak semua orang mendapatkan kesempatan menjadi pemimpin. Karena itu, waktu yang ada saya gunakan untuk berbuat yang terbaik bagi rakyat," tuturnya.

Fonataba mulai memimpin Kabupaten Sarmi pada 2005. Nama Sarmi diambil dari huruf depan suku-suku di sana, yakni Sobe, Airmati, Rumbuway, Manirem, dan Isirawa. Sarmi adalah kabupaten baru di Papua, hasil pemekaran Kabupaten Jayapura pada 2003. Mulai 2003-2005, Fonataba menjadi penjabat bupati. Baru pada 2005, dia secara resmi menjadi bupati.

Jadi, bapak empat anak tersebut adalah bupati pertama di kabupaten tersebut. Awal-awal menjadi kabupaten baru, kondisi Sarmi masih sangat memprihatinkan. Dari Kota Jayapura menuju Sarmi, saat itu belum ada jalan darat. Jadi, kalau hendak pergi ke Sarmi, seseorang harus menggunakan pesawat udara atau kapal laut.
 
Namun, kini Sarmi sudah berkembang. Perjalanan dari Kota Jayapura menuju Sarmi sudah bisa ditempuh lewat jalur darat. Waktu tempuhnya 6-7 jam. Fonataba menceritakan pengalamannya ketika dipercaya sebagai penjabat bupati Sarmi pada 2003. Kala itu, 330 di antara 365 hari dalam satu tahun selalu dia habiskan di tempat tugas.
 
"Sebagai daerah baru, kalau pemimpin tidak ada di tempat, sangat sulit membangun kepercayaan rakyat. Dengan selalu berada di tempat, bila ada masalah, pemimpin bisa langsung memecahkannya," kata lulusan magister manajemen Universitas Hasanuddin pada 2002 itu.
 
Ketika ditanya soal gagasan pembangunan rumah untuk rakyat tersebut, Fonataba menjelaskan bahwa ide tersebut sebenarnya datang dari istrinya, Amelia Waromi. "Dia (sang istri) selalu setia mendampingi saya berkeliling dari satu desa ke desa lain," papar dia.

Suatu ketika, Fonataba bersama istrinya melewati Kali Waskei di Kampung Bagaserwar. Saat itu malam, sekitar pukul 19.30 waktu setempat. "Kami melihat warga kampung itu pulang dari kebun yang jaraknya sekitar 7 kilometer dengan berjalan kaki," paparnya. Ketika itulah istri Fonataba mengusulkan pembangunan rumah di dekat kebun warga tersebut. "Sejak saat itu, mulai 2006 dianggarkan pembangunan rumah rakyat bertipe 36 sebanyak seratus unit," papar dia.

Sebanyak 50 rumah dibangun di Kampung Bagarserwar dan 50 unit lagi didirikan di Kampung Kasukue. Rumah-rumah tersebut dibangun di atas tanah adat masyarakat setempat. Yang menentukan lokasi pembangunan rumah itu adalah ondoafi (tokoh adat) dan kepala kampung. Dengan begitu, diharapkan tidak ada masalah di kemudian hari.

Diceritakan, setiap rumah itu diberi dua tempat tidur, lampu solar cell, dan sumur. "Setelah rumah jadi, kami melihat anak-anak belajar di rumah masing-masing di bawah cahaya lampu dari solar cell tersebut. Sungguh kami terharu saat itu. Sebab, di tengah hutan yang sebelumnya gelap, kini mereka mulai merasakan sedikit kemajuan," tutur penerima penghargaan Satyalancana Pembangunan pada 2009 tersebut.

Dari situlah, pada 2007 dianggarkan lagi pembangunan 600 lebih rumah rakyat. Kemudian, pada 2008 juga dibangun 600 unit lebih rumah itu. Akhirnya, pada 2010 telah dibangun 2.499 rumah rakyat. "Untuk satu kali tahun anggaran, biaya (pembangunan rumah rakyat) sekitar Rp 80 miliar dari dana alokasi umum (DAU). Untuk satu unit rumah, dianggarkan Rp 120 juta. Ada pula yang Rp 140 juta, bergantung tingkat kesulitan daerah. Namun, sekarang transportasi darat sudah lancar sehingga anggaran rata-rata untuk per unit rumah Rp 100 juta," terang alumnus IIP (Institut Ilmu Pemerintahan) pada 1987 tersebut.

Rumah-rumah itu dibangun di pinggir jalan. Tujuannya, rakyat mudah mengakses alat transportasi untuk memasarkan hasil kebun. Jarak rumah yang satu dengan lainnya 100 meter. Halaman rumah digunakan untuk menanam bunga. Tanah di samping kanan atau kiri rumah dimanfaatkan untuk menanam ubi-ubian dan sayuran. Selain itu, lahan di belakang rumah digunakan untuk berkebun.

Setelah masyarakat mempunyai rumah dan kebun yang sudah menghasilkan, harus ada alat transportasi untuk memasarkan hasil kebun tersebut. Karena itu, harus ada truk. "Kami mulai mengadakan program bantuan truk ke kampung-kampung pada 2007. Kemudian, menyusul pengadaan truk pada 2008, 2009, dan 2010. Karena itu, sekarang telah ada 48 truk," jelas dia.

Pada dua tahun pertama, pemda masih memberikan bantuan untuk perawatan truk itu. Namun, pada tahun ketiga, pemerintahan di daerah tersebut sudah berjalan sendiri.Tiga hari truk-truk tersebut digunakan untuk memasarkan hasil kebun ke Kota Sarmi maupun Jayapura. Kemudian, tiga hari sisanya, truk dimanfaatkan untuk mencari uang. Dengan begitu, masyarakat bisa membeli solar, membayar sopir, maupun membiayai perawatan truk. "Memang berat. Tetapi, sekarang sudah ada tiga kampung yang mampu beli truk lagi," ungkap dia.
 
Di wilayah Sarmi, awalnya ada 58 kampung. Kemudian, ada pemekaran sehingga menjadi 86 kampung. Yang mendapatkan bantuan truk itu adalah kampung-kampung induk. Soal penghargaan ketiga dari Muri karena termasuk pejabat yang melakukan kunjungan kerja paling sedikit ke daerah, dia menganggapnya biasa saja. Selama lima tahun menjadi bupati, dia mengatakan hanya empat kali melaksanakan kunjungan dinas ke luar daerah. Seluruh tujuan kunjungan itu adalah Jakarta. "Bahkan, dua tahun saya tidak pergi ke Jakarta, yaitu 2008 dan 2010," tegas penerima penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha pada 2010 tersebut.
 
Itu tentu sangat berbeda dengan bupati-bupati lain di Papua, yang sangat sering pergi ke Jakarta. Bahkan, di antara mereka, ada bupati yang selalu menghabiskan weekend di Jakarta. Seringnya, para bupati tersebut pergi ke Jakarta dengan alasan melobi pemerintah pusat.

Mengapa tidak melobi pemerintah pusat seperti bupati lain? Dengan tegas, Fonataba menyatakan, sekarang lobi tidak diperlukan lagi. Sebab, aturan sudah jelas. "DAU dan DAK (dana alokasi khusus) sudah jelas. Jadi, tidak ada begitu-begitu lagi. Dulu, boleh begitu. Tapi, sekarang mereka (pemerintah pusat) melihat hasil kerja kami. Kalau kami kerja baik dan laporan dikirim secara rutin, DAU dan DAK pasti ditetapkan. Jadi, untuk apa sebenarnya ke Jakarta" ucap dia. "Kalau semua bupati datang, lalu dikasih arahan, itu kan hanya bersifat seremonial. Lebih baik melihat kesulitan rakyat," imbuh dia.
 
Tiga penghargaan dari Muri tersebut dia persembahkan kepada semua masyarakat Sarmi.

Read more

Senin, 12 September 2011

Pembuatan Keputusan

0

Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakna setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari pemecahan masalah ( problem solving). Dipihak lain, banyak penulis dan manajer menggunakan istilah “pembuatan keputusan dan pemecahan masalah” sebagai istilah yang dapat dipertukarkan, dan dalam bab ini akan digunakan istilah pembuatan keputusan yang mencakup artian keduanya.


Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :

G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.

Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.

Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.


Macam-Macam Keputusan

a. Keputusan Auto Generated
Keputusan semacam ini diambil dengan cepat dan kurang memperthatikan., mepertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini kurang baik, sebab resikonya tinggi.

b. Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific managemen atau managemen ilmiah, sehingga keputusan itu logisk, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil; cuma proses pengambilan keputusan lebih lambat.


Pengambilan keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara “individual decision maupun group decision” yang mempunyai kewenangan untuk memutuskannya.
Individual decision, keputusan “hanya” ditetapkan oleh seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi memberikan saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskannya.
Kebaikannya:
1. keputusan dapat diambil secara cepat
2. penanggungjawab keputusan itu jelas
3. biaya pengambilan keputusan relative kecil
4. kecakapan seorang manajer dapat dimanfaatkan

Keburukannya:
1. keputusan itu kurang baik, sebab kemampuan decision maker terbatas
2. prestise manajer akan berkurang, jika keputusannya ternyata salah
3. realisasi keputusan mengalami kesulitan, sebab para bawahan kurang meresapinya
4. pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan oganisasi kurang terjamin

Group decision, keputusan itu ditetapkan oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan musyawarah, maupun atas voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari “keputusan, resiko, dan dampak keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut”.
Kebaikannya:
1. keputusan rewlatif lebih baik, logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari beberapa orang
2. kecenderungan untuk bertibdak otoriter dapat dihindarkan
3. kerjasama relative akan dapat ditingkatkan diantara sesama anggota grup
4. resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
5. pembinaan para annggota grup akan lebih baik

Keburukannya:
1. pengambilan keputusan relative lama, bahkan sering bertele-tele
2. biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
3. penanggungjawab keputusan kurang jelas
4. minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara

Group decision ini hanya dapat ditetapkan dalam organisasi komite dan dalam pimpinan presidium saja, dimana para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya dalam MPR, DPR, dan Koperasi.


Basis Pengambilan Keputusan

Basis pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision maker) biasanya didasarkan atas:
a. keyakinan
b. intuisi
c. fakta-fakta
d. pengalaman
e. kekuasaan

Keyakinan; manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making)-nya didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negative dari keputusan tersebut.
Intuisi; manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi)-nya, bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran, pengaruih, preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang peranan penting. Disini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan secara intuitif ini sacara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan-latihan, dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktivis, dinamis, dan senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas problem-problem sulit. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja.
Fakta-fakta; pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Dalam hal ini manajer jangan menjadi robot analisis data informasi, dan fakta yang komplet. Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relative baik, logis, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
Pengalaman; manajr dalam pengambilan keputusannya didasarkan kepada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi ini?”
Kekuasaan; decision maker dalam pengambilan keputusan (decision maker) harus berpedoman atas kekuasaan (autority) yang dimilikinya, supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan autority merupakan dasar hukum untuk bertindak dfan berbuat sesuatu.

Tehnik-Tehnik Pengambilan Keputusan

Manajer dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan tehnik-tehnik :
1) operation riset; yaitu dengan menggunakan metode-metode scientific (yang meliputi tehnik-tehnik matematis) dalam analisis dan pemecahan suatu masalah tertentu—penerapan tehnik ini adalah usaha inventarisasi.
2) Linear programming; yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga factor analysis.
3) Gaming war games; yaitu dengan teori yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.
4) Probability; yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan.
5) Ranking and statistical weighting; yaitu dengan cara :
(a) melokalisasi berbagai factor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir. (b) menimbang factor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternative.

Scientific management adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan berdasarkan scientific management menurut pendapat :

Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan
1. decision maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah (problem) yang akan diputuskan dengan merumuskan dan menganalisisnya secara cermat.
2. mengumpulkan data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diputuskan.
3. mengevaluasi dan menganalisis data, informasi, dan fakta yang telah dikumpulkan.
4. menetapkan sejumlah alternative keputusan yang akan diambil.
5. mengembangkan dan mengimplementasikan alternative pilihan yang ada.
6. memilihj keputusan yang terbaik dari alternative-alternatif itu.
7. menetapkan suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efesien.
8. keputusan harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan mengikat bagi semua karyawan.

G. R. Terry
1. merumuskan problem yang bersangkutan
2. menganalisis problem tersebut.
3. menetapkan sejumlah alternative.
4. mengevaluasi masing-masing alternative.
5. memilih alternative yang akan menjadio keputusan dan yang akan dilaksanakan.

Peter F. Drucker
1. menetapkan masalah.
2. menganalisis masalah.
3. mengembangkan alternative-alternatif pilihan.
4. mengambil keputusan yang tepat.
5. mengambil keputusan menjadi tindakan yang efektif.

Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relative kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi resiko, dan resiko ini menjadi tanggung jawab decision maker.

Aspek-aspek pengambilan keputusan, yaitu :
1) pribadi dan kepribadian decision maker
2) sifat masalah yang dihadapi.
3) Pandangan dan kecakapan factual decision maker terhadap masalah yang dihadapi.
4) Kondisi institusional (lembaga) bersangkutan.
5) Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.

Faktor-faktor penolong pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan,baik yang tangibles maupun intangibles
2) setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan
3) suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak
4) hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau terbaik
5) pengambilan keputusan adalah mental action dan harus di transfer ke dalam physical action
6) pengambilan keputusan yang efektip memerlukan waktu,dana,data informasi dan fakta yang cukup
7) membuat keputusan dalam prakteknya,membutuhkan kecakapan, pengalaman, dan imajinasi
8) pengambilan keputusan merupakan awal dan mata rantai aktivitas
9) setiap keputusan harus dilaksanakan

Read more

Senin, 22 Agustus 2011

Korupsi Mempersatukan Indonesia

0

Dia, bergerak seperti bola salju, terus membesar ketika dia menggelinding. Sampai suatu saat dia membukit lalu kita menerimanya sebagai fenomena alam yang tak terhindarkan, dan hidup bersamanya sepanjang waktu. 

Setelah gaji kita yang mencekik dipotong pajak, Karcis bioskop yang makin mahal dipungut bea, Asap rokok yang mulai pahit tercemar tingginya tarif cukai, Saudara TKI kita yang menyetor devisa dari luar negeri, Migas & nonmigas dikeruk lalu dijual, Hibah dan Utang luar negeri, maka terkumpul penerimaan negara sebesar Rp1.086,4 triliun APBN. Ke mana uang itu diperuntukkan?

Busyro Muqoddas menjawab pertanyaan itu dengan sangat baik, Potensi kerugian negara atas kasus korupsi pembayaran pajak sebesar Rp 50 miliar, Pendidikan lebih dari Rp 204,2 miliar, Kesehatan lebih dari Rp113,4 miliar, dan Infrastruktur lebih dari Rp 597,5 miliar. Selain itu, Kehutanan lebih dari Rp 2,3 triliun, Migas lebih dari Rp 40,1 triliun, Keuangan Daerah lebih dari Rp 1,3 triliun, dan Perbankan lebih Rp 1,8 triliun. Pelaku yang sedang ditangani KPK tambah Busyro Muqoddas terdiri dari hakim (1), duta besar (4), kepala lembaga dan kementerian (6), komisioner (7), gubernur (8), wali kota dan bupati (22), lain-lain (26), anggota DPR dan DPRD (43), swasta (44), pejabat eselon I, II, serta III (84). Parahnya lagi yang dikorupsi bukan cuma APBN tapi juga APBD, artinya, uang parkir kita juga disikat.

Ini Korupsi berjamaah, maka benar kata Karl Kraus, pengarang dan wartawan Austria abad 19, "Korupsi itu lebih hina daripada Prostitusi, Prostitusi hanya merusak moral pribadi, tapi korupsi merusak moral sebuah bangsa". Tapi judul artikel ini adalah "Korupsi Mempersatukan Indonesia", bagaimana bisa?

Nazaruddin mewakili Partai Politik, Gayus Tambunan mewakili Perpajakan, Syarifuddin mewakili hakim, M. Slamet Hidayat mewakili duta besar, Syamsul Arifin mewakili Gubernur dan masih banyak lagi yang mewakili hampir semua lembaga di Indonesia. Walaupun berbeda suku, agama, Ras dan kepercayaan, mereka disatukan oleh sebuah kata "korupsi".

Tawar menawar kepentingan politik di tingkat pusat hingga daerah membuat elit-elit pemimpin negara ini makin mesra, makin bersahabat dan makin bahu membahu menyembunyikan kejahatan. Nazaruddin pun coba tawar menawar dengan Presiden, "Saya minta sama Pak SBY, jangan ganggu anak istri saya. Saya enggak akan ngomong apa-apa, saya lupa semuanya, saya enggak tau apa-apa," tutur Nazaruddin. 

Indonesia memang bersatu di bawah Bhineka Tunggal Ika, tapi ketika jalanan makin berlubang, jembatan banyak yang putus, kereta api hanya ada di wilayah barat, kapal feri sudah berkarat, pesawat udara banyak yang bekas, keadilan yang timpang dimana-mana, yang kaya makin sejahtera, yang miskin makin melarat,  sepakbola tak sanggup menyatukan kita, agama mulai diperalat. Ketika darat dan laut sepertinya mulai enggan bersatu, jangan khawatir karena Dia, Korupsi, bergerak seperti bola salju, terus membesar ketika dia menggelinding. Sampai suatu saat dia membukit lalu kita menerimanya sebagai fenomena alam yang tak terhindarkan, dan hidup bersamanya sepanjang waktu.

Meski harus dimusnahkan, meski memalukan, kita semua telah mencoba dan pada waktunya nanti perlawanan terhadap korupsi di Indonesia akan menemukan cahaya di ujung lorong yang gelap, tapi saat ini, Korupsi Mempersatukan Indonesia.

Read more

Jumat, 12 Agustus 2011

Apa arti namaku sesungguhnya?

0

Andai saja kita semua yang membaca tulisan ini masuk surga dengan kadar pahala yang sama, diriwayatkan bahwa di pintu surga itu akan ada antrian, Maka yang paling pertama masuk adalah mereka yang menggunakan nama-nama Allah SWT dibelakang namanya. Beruntunglah mereka yang memiliki nama Abdul Rahman, Abdul Rahim, Abdul Malik, dan nama-nama lain-Nya yang indah (asmaul husna).

Di belakang mereka, akan masuk berikutnya orang-orang yang memakai nama-nama Nabi & Rasul. Melengganglah mereka yang bernama Muhammad Yusuf, Yunus, Daud, Ibrahim dan lain-lain. yang melangkah masuk berikutnya adalah mereka yang menggunakan nama sahabat misalnya Abdullah,’Urwah, Hamzah, Ja’far, Mush’ab, ‘Ubaidah, Kholid, ‘Umar, dan Mundzir.

Lalu bagaimana dengan mereka yang tak punya arti dari namanya? mereka akan masuk setelah ketiga golongan di atas. Syukurlah, karena masih ada yang masih harus antri lebih dibelakang, yaitu mereka yang memiliki arti yang buruk dari namanya, La Paddoca' (pengacau) mungkin wajar dijadikan contoh.

Namun bukan berarti menggunakan Nama Allah SWT, lalu nama Nabi & Rasul, kemudian nama Sahabat akan dijamin masuk surga, jika berdosa, pemakai nama itu juga berada pada antrian terdepan di pintu neraka.

Juga ada orang tua yang memberikan nama untuk anaknya sesuai dengan apa yang diidolakannya. Kalau kita bertemu dengan seorang anak bernama Inul, pasti kita berpikiran bahwa orang tuanya pasti penggemar "ngebor", Maradona berarti ayahnya penggemar bola, Rambo berarti ayahnya suka film perang, dan Miyabi berarti ayahnya suka film???

Memberi nama anak, di dalam Islam mendapat perhatian yang cukup besar. Karena nama merupakan identitas diri dan sarana untuk saling memahami dalam berkomunikasi dengan orang lain. Nama, bagi seorang bayi yang dilahirkan merupakan hiasan, tumpuan dan sekaligus syi'ar yang dengannya ia dipangggil ketika di dunia maupun di akhirat.

Nama meskipun hanya sesuatu yang bersifat maknawi tetapi memiliki nilai yang amat tinggi melebihi materi. Sehingga orang akan lebih menjaga nama daripada hartanya, jangan sampai namanya direndahkan, ditentang atau dimusuhi.

Islam sangat menganjurkan agar memberi nama anak dengan nama yang baik, karena pada umumnya nama memiliki pengaruh terhadap seseorang yang memilikinya, dalam baik ataupun buruknya. Dia merupakan cerminan pemikiran orang tua, apakah dia seorang yang selamat dan mengikuti petunjuk Nabi saw atau memiliki pemikiran- pemikiran yang tercemar dan bahkan menyimpang.

Kewajiban seorang Bapak pada anaknya yang pertama adalah memberikan nama yang baik. Hadist Rasulullah saw, menerangkan bahwa"Sebagian dari pada kewajiban ayah terhadap anaknya, ialah beri dia nama yang baik, ajari dia menulis, dan kawinkan dia apabila ia baligh". (HR. Ibnu Najjar).

Atas perintah inilah, Bapak saya memberi nama "Saefuddin Muslimin" dengan harapan saya bisa menjadi (سيفl) pedang bagi (الدين) agama. Harapan itu sekaligus menjadi beban walaupun beban itu lebih masuk akal ketimbang harus menjadi Maradona misalnya, Lalu bagaimana dengan nama anda?

Read more

Rabu, 10 Agustus 2011

Forrest Gump

0

Ever find the grind of life getting you down? Is the day-to-day struggle threatening to drag you under? If so, there is a movie out there that can replenish your energy and refresh your outlook. Passionate and magical, Forrest Gump is a tonic for the weary of spirit. For those who feel that being set adrift in a season of action movies is like wandering into a desert, the oasis lies ahead.
Back when Tom Hanks' movie career was relatively new, the actor made a film called Big, which told the story of a young boy forced to grow up fast as a result of an ill-advised wish made at a carnival. In some ways, Forrest Gump represents a return to the themes of that earlier movie. In this case, the main character remains a child in heart and spirit, even as his body grows to maturity. Hanks is called upon yet again to play the innocent.
Forrest Gump (Hanks), named after a civil war hero, grows up in Greenbow, Alabama, where his mother (Sally Field) runs a boarding house. Although Forrest is a little "slow" (his IQ is 75, 5 below the state's definition of "normal"), his mental impairment doesn't seem to bother him, his mother, or his best (and only) friend, Jenny Curran (played as an adult by Robin Wright). In fact, the naivete that comes through a limited understanding of the world around him gives Forrest a uniquely positive perspective of life.
During the next thirty years, Forrest becomes a star football player, a war hero, a successful businessman, and something of a pop icon. Through it all, however, there is one defining element in his life: his love for Jenny. She is never far from his thoughts, no matter what he's doing or where he is.
A trio of assets lift Forrest Gump above the average "lifestory" drama: its optimism, freshness, and emotional honesty. Though the movie does not seek to reduce every member of the audience to tears, it has moments whose power comes from their simplicity. Equally as important is laughter, and Forrest Gump has moments of humor strewn throughout.
During the 60s and 70s, no topic more inflamed the turbulent national consciousness than that of Vietnam and those who were sent overseas to fight. Forrest, as might be expected, has a singular viewpoint on his time spent there: "We took long walks and were always looking for this guy named Charlie." In this observation can be found the essence of the title character's nature.
Through the miracle of visual effects, Forrest meets his fair share of famous people - George Wallace, Presidents Kennedy, Johnson, and Nixon, and John Lennon. While mixing the real footage of these notables with new images featuring Hanks is not a seamless process, the result is nevertheless effective.
Forrest Gump has several messages, some of which are less obvious than others. The most frequently recurring theme is an admonition not to give up on life. Why surrender when you don't know what lies ahead? By contrasting Forrest's life with the lives of those around him, and by showing how the passage of time brings solace to even the most embittered hearts, the movie underlines this point.
Tom Hanks won last year's Academy Award for Philadelphia, but his performance here is more impressive. The Alabama accent may seem a little awkward at first, but it doesn't take long for the acting to dwarf the twang. Hanks has no difficulty creating a totally human character who is free of guile and deceit, and barely able to comprehend a concept like evil. Robin Wright gives the best performance of her career, surpassing what she accomplished in The Playboys. Looking and seeming like a younger Jessica Lange, she is believable as the object of Forrest's undying affection. The real scene-stealer, however, is Gary Sinise. A renowned director and theatrical actor, Sinise is probably best known to film-goers for his portrayal of George in 1992's Of Mice and Men (which he also directed). In this movie, his Lieutenant Dan Taylor is riveting. The passion and pain he brings to the middle portions of Forrest Gump hold together some of the film's weaker moments.
The soundtrack boasts a wide variety of sounds of the era -- perhaps too wide a variety. Often, music can be useful in establishing a mood, but Forrest Gump rockets into the realm of overkill. There are sequences when the choice of song is inspired (the use of "Running on Empty" for Forrest's "long run" comes to mind), but the soundtrack could have used a little pruning.
Ultimately, however, any gripes about Forrest Gump are minor. This is a marvelous motion picture -- a mint julep on a hot summer's afternoon.

Read more

Senin, 08 Agustus 2011

Berbagilah!

0

Rasulullah SAW pernah berkata, bahwa setiap masuk pagi, ada dua malaikat mengajukan permohonan mereka kepada Allah SWT. Malaikat pertama berdoa:”Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan hartanya”. Yang kedua berdoa:” Ya Allah jadikanlah semakin tidak punya orang yang pelit terhadap hartanya.”.

Berikut sebuah kisah untuk kita renungkan :

Dahulu kala ada seorang Imam yang bernama Hasan Basri. Suatu hari ia kedatangan enam orang tamu. Namun sayangnya ia hanya mempunyai sebuah roti untuk disuguhkan. Tentu saja tak mungkin membagi sebuah roti itu untuk keenam tamunya. Tidak mau pusing, sang imam lantas memerintahkan pembantunya untuk menyedekahkan roti itu pada tetangganya yang lebih membutuhkan. Tak lama kemudian datanglah seorang tamu lagi sambil membawa dua buah roti untuk Hasan Basri, tapi ditolaknya!

“Roti ini pasti salah alamat, ini bukan untukku.” Jawab imam singkat, membuat tamu yang membawa roti tadi bingung dan pulang. Pembantu sang imam lantas bertanya, mengapa ia yakin sekali roti itu bukan untuknya.

“Karena kalau roti itu memang untukku, jumlahnya pasti sepuluh, bukan dua!” jawabnya lagi dengan tenang. Di tengah keheranan si pembantu, tamu yang membawa roti tadi kembali, kali ini telah menambahkan roti hadiahnya menjadi sepuluh buah. Rupanya sebelum pulang tadi, ia sempat mengetahui kalau sang imam sedang kedatangan tamu.

“Nah, ini benar untukku,” terima imam dengan senang hati. Maka kesepuluh roti tadi dibagikan kepada keenam tamunya, pembantunya, seorang anaknya, dan dua sisanya disimpan.

Dari kisah tersebut Allah telah menunjukkan betapa maha kayanya Dia. Tengoklah surat Al An’aam ayat 160 yang berbunyi, “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”

Napoleon Bonaparte (1769) pun mengingatkan pada kaum berada bahwa saling berbagilah!, sebab menurutnya, “hanya itulah satu-satunya alasan yang menghalangi orang-orang miskin membantai orang-orang kaya”.

Jadi, Tunggu apa lagi..!

Read more

Jumat, 18 Maret 2011

Kaya' tongko saja Mahasiswa!"... (oknum)

1


"Keadilan sosial... bagi... seluruh... rakyat Indonesia", walaupun terbata-bata, Dia, di umurnya yang belum wajib paham pancasila sudah tuntas menghapal lima dasar negara, berdiri agak kaku dan canggung di depan Ibu dan aku. Dia Adikku, berdiri tersenyum dengan bangga setelah tuntas seluruh kalimat Pancasila dihapalnya. Adikku merasa dengan hapal pancasila, negara ini akan bangga padanya. Dari nafasnya yang menderu dan detak jantungnya yang menggebu, Dia seperti sudah tak sabar ingin melakukan sesuatu untuk negaranya. Baginya menghapal Pancasila merupakan langkah awal untuk selanjutnya Ia akan berbakti pada Ibu pertiwi.

Menghapal Pancasila cukup membanggakan bagi anak seusianya, mengingat di Provinsi ini ada Wakil Bupati yang tak hapal Pancasila.

Read more

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting