Sudahkan anda
membuat e-KTP? Atau mungkin anda belum
menerima undangan untuk membuat e-KTP di kantor kecamatan masing-masing? Segeralah daftarkan diri anda untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk generasi terbaru
yang berlaku secara nasional, jadi anda tidak perlu membuat KTP lokal untuk
memperoleh perizinan di suatu daerah. Contoh manfaat e-KTP ini salah satunya
adalah anda bisa membuka rekening bank di sebuah daerah tanpa harus menjadi penduduk
daerah tersebut.
Proses
pembuatannya kurang lebih sama dengan generasi sebelumnya namun lebih banyak
menggunakan komputerisasi dalam proses perekaman datanya. Data yang diambil adalah
sidik jari, rekaman retina mata, foto wajah dan tanda tangan. Data-data itu
kemudian disimpan ke dalam database nasional. Maka kelak jika program e-KTP telah
selesai, tidak akan ada lagi seseorang di Negara ini yang memiliki lebih dari
satu Kartu Tanda Penduduk.
Pemerintah menargetkan
program e-KTP ini selesai sesegera mungkin, maka jangan heran jika belakangan
ini seluruh kantor kecamatan penuh sesak dengan antrian masyarakat yang ingin
membuat e-KTP. Antrian ini pulalah yang membuatku berterima kasih pada
pemerintah.
Antrian panjang,
seperti hari itu, bersama sekitar 300 kepala keluarga dari kelurahan yang sama
denganku. Ada yang datang sejak subuh, tidak sedikit yang mengeluh mengenai
terbuangnya waktu untuk mengantri, mengeluh mengenai pelayanan yang lambat dan
tidak professional, mengeluh mengenai cuaca yang selalu berubah-ubah.
Ingatlah kawan
salah satu tipikal orang Indonesia, memulai percakapan dengan sebuah keluhan. Biasanya
orang yang tidak saling mengenal akan memulai perbincangan dengan mengeluh,
seperti seorang bapak di sebelahku, “Musim hujan tapi kalo ada matahari, panas
sekali rasanya”, katanya kepada bapak lainnya. “Ededeh, gara-gara antri begini, ndak adami yang antar
anakku ke sekolah”, seorang ibu dongkol. “Lamanya pelayanannya ini deh”,
seorang pemuda menggerutu. Tapi setelah itu, semuanya mulai akrab saling
berbagi cerita. Kawan, selain berbagi rokok, bercerita tentang sepakbola,
politik dan humor, mengeluh juga terbukti ampuh untuk memulai suatu
perbincangan. Antrian panjang, ini akan memakan waktu yang lama tapi aku sangat
bersyukur. Walaupun sangat jarang, kali ini aku harus berterima kasih pada
pemerintah.
Dari sekitar 700
orang yang berkumpul di halaman kantor kecamatan, aku hanya mengenal sekitar
10% diantaranya padahal semua adalah tetanggaku, satu kelurahan denganku. Karena
itulah aku berterima kasih pada pemerintah yang telah mengumpulkan kami dari segalama macam latar belakang yang berbeda-beda di
sebuah pagi yang cerah walau musim sedang tidak bersahabat. Jika ini di kampong,
pasti semua orang sudah saling mengenal dan antrian semacam ini akan menjadi
kegiatan yang paling menyenangkan. Dengan segala kesibukan kota, antrian semacam
ini menjadi kegiatan untuk mulai mengenal para tetangga dan membuatnya menjadi
menyenangkan. Penting, milikilah e-KTP dan nikmati proses pembuatannya.
Entah karena
pelayanannya yang memang lambat atau jumlah warga yang terlalu banyak, aku baru
selesai pada pukul 13.30 setelah 6 jam mengantri dan saling mengenal satu sama
lain. Aku pulang setelah meningkatkan jumlah kenalan di antara para tetanggaku
itu menjadi sekitar 20%. Jika ada lagi antrian seperti ini yang dibuat
pemerintah, dengan senang hati akan kuhadiri. Dengan saling mengenal, semoga
hidup kita yang singkat ini menjadi lebih bermakna. Seperti kata Ralph Waldo
Emerson, “Its not the length of life, but
depth of life”.
0 comments:
Posting Komentar